Di banyak acara parenting pasti ada saja pertanyaan orangtua tentang bagaimana cara memberhentikan anak menonton atau bermain gadget? Dan jawabannya se-simpel, “Jangan dikasih.” Benar juga sih, anak mengenal gadget dari orangtuanya, dikasih gadget oleh orangtuanya, satu-satunya cara untuk memberhentikannya adalah se-simpel jangan dikasih lagi. Tapi pada prakteknya perlu usaha keras dan kerjasama yang baik.
Saya pun memberi gadget pada anak. Kalau saya benar-benar sudah lelah dan gak berdaya lagi buat ngajak main anak, begitupun dengan suami, satu-satunya cara supaya anak anteng adalah dikasih gadget. Meski sebagai orangtua kami sudah sama-sama tahu bahayanya gadget, resikonya seperti apa, tetap saja kami kalah melawan hawa nafsu untuk memberikan gadget. Pada akhirnya kami sendiri juga yang menyesal. Apalagi ketika saya mengajar, anak saya titipkan pada orangtua atau mertua. Ini juga menjadi PR besar karena kadang nenek dan kakeknya pun memberi gadget.
Pada akhirnya memang diperlukan usaha yang keras dan kerjasama yang baik dengan semua pihak. Ternyata menyapih gadget itu memang lebih sulit dari menyapih asi hehe. Berikut beberapa pengalaman kami dalam menyapih gadget:
- Kami berusaha untuk memperbaiki manajemen energi dan waktu kami. Sehingga ketika kami membersamai anak bukan lagi energi sisa, melainkan energi yang memang kami persiapkan untuk membersamai anak.
- Menciptakan banyak kegiatan di rumah, sehingga anak akan lupa pada gadget. Sekarang banyak sekali ide bermain di rumah yang bisa kita temukan di sosial media.
- Kami berusaha untuk tidak menggunakan gadget di depan anak. Kalau saya mau pakai gadget, saya pasti pindah ke ruangan lain, sementara anak bersama suami. Begitupun sebaliknya. Yang penting jangan sampai kelihatan oleh anak.
- Memberi pemahaman kepada anak bahwa gadget alat yang dipakai orangtua untuk bekerja.
- Kami mencoba memberi pemahaman kepada nenek dan kakeknya atau keluarga yang ada di rumah untuk terlibat dalam proses menyapih ini, tentunya dengan bahasa yang baik dan santun.
- Disiplin dan konsisten. Seiring berjalannya waktu, karena anak terbiasa dengan kegiatan barunya, dia tidak akan tertarik lagi dengan gadget.
Awalnya pasti berat, awalnya pasti anak akan tantrum. Tetapi begitulah resikonya. Insya Allah tantrumnya hanya sebentar dan kita akan menikmati hasil baiknya dalam jangka yang lebih panjang. Begitupun yang terjadi pada anak kami, setelah kami bekerja sama untuk menyapih gadget, sekarang ia tidak terlalu tertarik dengan gadget. Sekarang masih suka menonton, tapi sudah jauh lebih sedikit durasinya dan cepat bosan. Kalau kami minta untuk berhenti, ia langsung mematikan gadgetnya tanpa interupsi dan tantrum lagi.
Seiring bertambahnya usia, anak akan memiliki pemahaman yang lebih baik. Sehingga saat anak siap diberikan gadget lagi, anak sudah siap menerima satu paket dengan rulesnya. Misalnya saat anak menginjak bangku sekolah dasar boleh memakai gadget dengan durasi sekian menit, dan lain sebaginya.
Terakhir adalah mengakui kesalahan kita sebagai orangtua dan minta maaf kepada anak karena kita sudah mengabaikannya dengan memberikan gadget terlalu lama.
0 komentar:
Post a Comment