Sumber : news.detik.com

Udah banyak ikut kelas dan kajian online kok gak berpengaruh ya? Gak ada dampak signifikan yang terlihat? Rasanya gini-gini aja, gak ada perubahan.

Pernah merasakan hal tersebut gak? Kalau pernah, sama!

Biasanya saya ikut suatu kelas atau kajian karena merasa sedang membutuhkan ilmu tersebut. Misalnya, saya ikut kajian manajemen emosi karena memang merasa sedang sulit mengendalikan emosi. Atau ikut kelas tentang ide bermain anak karena merasa sedang stuck dengan aktivitas bermain bersama anak.

Biasanya semangat dan konsistensi masih ada setelah 1-3 hari mengikuti kelas. Setelah itu, gak jarang semua yang didapat menguap begitu saja. Gak semangat lagi, gak konsisten lagi. Kenapa ya?

Mungkin, ada yang salah dengan proses belajarnya. Setelah melakukan refleksi mengenai proses belajar, saya menemukan hal-hal ini:

1. Mengabaikan adab terhadap ilmu, guru, dan majelis. Apalagi di kajian online, kita punya kontrol penuh atas video dan microfon kita. Kita bisa aja mendengarkan sambil tiduran, nyambi ngerjain yang lain, atau bahkan pergi sebentar meninggalkan majelis. Kita lupa kalau ustadz/ustadzah/narasumber hadir sepenuh jiwa dan raga untuk membagikan ilmunya, sudah sepantasnya kita sebagai peserta menyimak dengan baik, dengan posisi, dan pakaian terbaik.

2. Gak sungguh-sungguh. Biasanya kalau kajian online itu suka ada rekaman kajian. Nah, kita jadi merasa santai dan merasa tidak perlu terlalu memperhatikan karena berniat "Ah, ada rekamannya ini, nanti juga bisa didengerin lagi." Alih-alih mau mendengarkan ulang malah keburu lupa.

3. Gak mencatatnya. Balik lagi ke poin kedua, karena ada rekaman jadi merasa gak perlu mencatat. Padahal ilmu yang diserap dengan mencatatnya akan berbeda dengan hanya mendengarkannya saja.

4. Gak mengulang-ulang apa yang dipelajari. Waktu masih sekolah, biasanya kita mau ngulang-ngulang suatu materi kalau mau ada ujian. Nah, karena biasanya gak ada tes atau ujian tulisnya, kita jadi gak merasa perlu untuk mengulang materi dan membacanya lagi.

5. Niatnya belum lurus. Yuk luruskan lagi niat sebelum ikut kelas atau kajian sambil berdo'a, "Robbi zidnii 'ilman, warzuqnii fahman, waj'alnii minash sholihiin."
View Post

 

Sumber : katadata.co.id

Sudah lama draft ini disimpan dan baru bisa diposting sekarang. Ini juga tulisan pertama setelah cukup lama saya hibernasi dari dunia blog.

Tanggal 22 Maret 2022 saya dan suami melakukan tes antigen dan hasilnya positif covid. Setelah hampir 2 tahun pandemi, kami terkena juga. Entah dari mana dan dari siapa tertularnya, kami belum kepikiran men-trackingnya. Yang kami pikirkan pertama kali adalah bagaimana menyelamatkan anak kami karena di rumah kami hanya tinggal bertiga saja.

Saya langsung telepon Ibu yang tinggal di Cimahi. Tanpa berpikir panjang, Ibu menjemput anak kami dari Cimahi ke Bandung menggunakan ojek online karena kebetulan juga tidak ada yang bisa antar jemput saat itu.

Hal kedua yang kami lakukan adalah menghubungi call center covid 19 di aplikasi peduli lindungi. Kami melakukan telemedcine dengan dokter yang ada disana. Dokter meminta kami menyebutkan gejala apa saja yang dirasakan, kemudian kami diresepkan obat-obatan. Dokter juga menginformasikan bagaimana cara isolasi mandiri di rumah. Obat-obatan yang sudah diresepkan akan dikirmkan via ojek online ke alamat rumah kami. Di kirim dari salah satu apotek yang sudah bekerjasama dengan pemerintah yang lokasinya tidak jauh dari rumah kami.

Sementara pihak puskesmas menghubungi kami via whatsapp untuk memantau bagaimana perkembangan kami. Kami juga langsung menghubungi RT setempat untuk menginformasikan kondisi kami.

Semua kebutuhan sehari-hari kami beli via aplikasi online, termasuk membeli makan, kadang-kadang Ibu mertua juga mengirimi kami makanan. Kebetulan rumah Ibu mertua jaraknya sekitar 3 km.

Gejala awal yang saya rasakan adalah sakit kepala, menggigil, dan pegal linu. Di hari pertama terkena, saat malam harinya saya benar-benar merasakan sakit seluruh badan. Saya dzikir sepanjang malam, takut kalau usia saya tidak panjang. Tiga hari pertama cukup berat untuk dilalui, namun setelah itu kami mulai terbiasa menjalani isolasi mandiri. Sekitar hari ke-7 saya baru mengalami pilek dan sedikit batuk. Padahal di awal-awal tidak merasakan gejala ini. Akhirnya saya beli obat sendiri karena obat yang diresepkan dokter tidak ada obat batuk dan pilek.

Total 13 hari kami menjalani isolasi mandiri. Setelah kondisi tubuh benar-benar fit, kami baru berani beraktivitas lagi keluar rumah.

Catatan : Sudah lama tidak menulis kok tulisannya terasa kaku dan tidak mengalir. Mohon maaf ya :(
View Post

Dok. pribadi

Sudah satu minggu ini saya ditemani buku Atomic Habit karya James Clear. Saya baru membaca 170 dari 340 halaman. Highlight dalam buku ini adalah tentang bagaimana cara membentuk kebiasaan baik dan menghilangkan kebiasaan buruk.

Poin pertama: Yang membuat seseorang memutuskan berhenti membangun kebiasaan baik adalah karena tidak dapat melihat hasil nyata secara cepat. Padahal membangun kebiasaan baik sama seperti akar yang akan menumbuhkan sebuah pohon besar. Mereka tumbuh didalam tanah untuk menghasilkan akar yang kuat, prosesnya tidak terlihat. Tapi begitu muncul ke permukaan, pohon besar tidak mudah dirobohkan. Artinya kebiasaan baik yang dibangun dengan sabar nantinya akan bertahan lama.

Poin kedua: Kebiasaan memerlukan tindakan yang sering. Salah satu pertanyaan yang umum didengar adalah, "Berapa lama orang membangun kebiasaan baru?" Padahal yang seharusnya ditanyakan adalah, "Berapa kali kegiatan harus diulang untuk menjadikannya kebiasaan baru?" Yaitu berapa banyak perulangan yang diperlukan untuk menjadikannya kebiasaan yang otomatis.

Poin ketiga: Rencana dan aksi. Rencana seringkali membuat kita merasa sudah melakukan sesuatu. Padahal sesungguhnya, kita hanya bersiap untuk melakukan apa yang seharusnya kita lakukan. Jadi kuncinya adalah aksi. Lakukan sekarang, jangan tunda lagi, kemudian mengulang-ulangnya.
View Post

Alhamdulillah sampailah kami semua di penghujung orientasi Kampung Main PrestAsyik. Alhamdulillah dinyatakan lulus oleh leader regional rasanya bahagia dan legaaa. Gak nyangka bisa melalui kegiatan demi kegiatan dari bulan Oktober 2021, karena di awal orientasi cukup ragu, bisa gak ya, mampu gak ya. Ditengah aktifitas sebagai Ibu Rumah Tangga, mengajar, alhamdulillah Allah berikan kelancaran.

Festival Warga adalah puncak dari kegiatan orientasi, saya masuk ke grup Festival Warga 1 yang mana kami tampil lebih dulu. Awalnya bingung mau berkontribusi apa, karena merasa insecure dengan kemampuan dan kapasitas diri, di grup Balai Main pun seringnya menjadi silent reader. Tapiii, teman-teman memberikan energi positif dan saling menyemangati satu sama lain. Akhirnya saya beranikan diri mengambil peran menjadi tim desain, dengan modal pernah ngoprek aplikasi desain di masa SMK dulu.

Alhamdulillah Festival Warga 1 berjalan dengan lancar, walau beberapa jam sebelum acara ada drama kesalahan desain tapi kami bisa mengatasinya bersama. Kami mengambil sebuah tema "Membangun dan Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Bagi Seorang Wanita". Mengapa tema ini? Hasil voting terbanyak dan realate sekali dengan kegiatan yang sedang kita jalani sekaang. Narasumber yang hebat, tim games yang hebat, host yang hebat, tim operator yang hebat, semua tim yang terlibat (yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu) bekerja dengan sangat baik. Tampil pertama rasanya pasti sangat menegangkan, tapi alhamdulillah acara berlangsung dengan lancar dan sangat meriah. 

Begitupun dengan Festifal Warga 2, 3, dan 4 acaranya gak kalah menarik. Berbagai tema, keunikan, dan potensi para warga benar-benar dikerahkan dengan maksimal.

Semoga di Kampung Komunitas nanti, kami bisa lebih menggali potensi diri, berkarya, berkontribusi positif, dan bermanfaat untuk sesama.

#resumefeswar1
#festivalwarga
#orientasikampungkomunitas
#balaimaingembira
#ibuprofesional2021
#komunitasibuprofesional
#kampungmain3
#semestakaryauntukindonesia
#salamberprestasi
#PrestAsyik

View Post


Sudah sejak lama saya tertarik dengan rumah Belajar Literasi IP Bandung. Waktu itu sempat masuk grup literasinya, tapi karena ada pergantian sistem dan struktur dari pusat, grup literasi pun diperbaharui. Di sistem yang baru, untuk masuk rumah belajar literasi harus memilih komponen komunitas, dan untuk masuk ke komunitas harus melalui proses orientasi. Alhamdulillah berkeempatan untuk ikut orientasi batch sekarang.

Panggung Liga Reginoal bertujuan untuk mengetahui program apa saja yang dimiliki oleh masing-masing regional. Dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan yaitu tanggal 5, 11, 26, dan 27 November 2021 dengan total 45 regional.

Karena banyaknya regional yang mempersentasikan programnya, jadi penjelasan dari masing-masing regional sangat singkat, beberapa hanya menyebutkan nama-nama programnya saja. Setiap regional memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing. Kebanyakan munculnya sebuah program atas permintaan dari warganya, kemudian regional memfasilitasi.

Pertama: Kalimantan, Sulawesi
Kedua: Jawa Timur
Ketiga: Jawa Tengah, Bali, Sumatera
Keempat: Jawa Barat, Jakarta, Banten

Karena saya masuk dalam regional Bandung, maka saya ingin menuliskan program-program yang dimiliki oleh IP Bandung.

Rumah Belajar: Menjahit, Literasi, Broadcasting, Cooking & Baking, Public Speaking
Rumah Berbagi: Cibiru, Sabilulungan
Rumah Bermain: Ide Bermain Anak
Selain itu ada juga program Filosofi Ibu (Poscast dan Buku Antologi) dan TEPAS (Temu Kampung Komunitas)

#Resume4
#Panggungligaregional
#orientasikampungkomunitas
#balaimaingembira
#ibuprofesional2021
#komunitasibuprofesional
#kampungmain3
#semestakaryauntukindonesia
#salamberprestasi
#PrestAsyik
View Post


Tumbuh Bersama Komunitas | Gelanggang Inspirasi Ketua Komunitas

Narasumber: Yesi Dwi Fitria

 

Tim Kampung Main

Ketua Kampung Komunitas: Yesi Dwi Fitria

Manager Program: Wahyu Mardhotillah

Ketua Pelaksana: Lizna Mauliza

Sie Acara: Syafi’ah, Rilly

Sie. PubDekDok: Halida, Asri

Admin WAG: Reni, Nizmah, Husna, Tami, Elsa

Sie. Rekapitulasi Data: Nana

Sie. Pembantu Umum: Iyie


Insight yang saya dapat dari cerita Uni Eci adalah:

  1. Dunia tidak akan ada berhentinya untuk dikejar, seperti meminum air laut makin diminum makin haus.
  2. Bahagia menurut saya adalah dengan cara bersyukur.
  3. Semua perjalanan yang kita hadapi tidak sia-sia pasti ada pembelajaran.
  4. Selama berkomunitas mendapat banyak pemahaman baru, mendapat energi positif, semakin menyadari kalau masih banyak yang belum kita tau, dan belajar manajemen waktu yang baik.

 

Berkarya Dalam Untaian Kata | Gelanggang Inspirasi Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP)

Narasumber: Risna dan Ernawati


  1. Kata-kata memiliki kekuatan, maka dari itu kita berusaha merubah kata-kata negative menjadi positif.
  2. Practices make progress.
  3. KLIP membuat program menulis selama 1 tahun.  
  4. Klub Buku (Reading Challenge, Ngobrolin Buku, Podcast Buku Klip)
  5. KLIP membuat karya dan menerbitkan buku bersama.

 

Saatnya Bermain Bareng Bumin | Gelanggang Inspirasi Tim Medkom

Narasumber: Vivi dan Tim Medkom

 

Tim Medkom

Manajer Medkom: Vivi Ernawati

Content Creator: Anggit

Content Writer: Aissa, Reni, Rina

Graphic Designer: Nadya, Ratih, Halida

Admin FB: Deta

Admin IG: Vita

 

Keunikan Medkom

Tanpa foto dan video perempuan, faceless, tanpa music (sound effect dan suara alam)

 

Racikan Ramuan Tim Medkom

Brief > Copywriting > Design > Proof Read > Sosmed Upload

 

Spirit Tim Medkom

Ikhlas, inisiatif, eksploratif, fast learner, eager to learn, disiplin

 

Lahan Bermain Ala Dapur Komunitas | Gelanggang Inspirasi Manajer Kampung Komunitas


Manajer Operasional: Evi

Manajer Keuangan: Tika

Manajer Program: Wahyu

Manajer Aktivitas: Si

 

Manajer Operasional :

Menjalankan operasional kesekretariatan

Koordinasi dengan manop Nasional

Memegang database seluruh komunitas regional

Membuat SOP komunitas (surat menyurat dan nomor)

Menajer Keuangan :

Mengatur arus keuangan, sumber dana dari pendaftaran member, dll.

Manajer Program :

Posisi yang baru ada

Membuat program acara seperti Kampung Bermain, Kampung Bakat, Super Camp.

Manajer Aktivitas :

Mengkoordinir semua kegiatan baik di pusat maupun di regional.


#Resume3

#Gelangganginspirasidapurpenguruskomunitas

#orientasikampungkomunitas

#balaimaingembira

#ibuprofesional2021

#komunitasibuprofesional

#kampungmain3

#semestakaryauntukindonesia

#salamberprestasi

#PrestAsyik

View Post


Narasumber: Ibu Septi Peni Wulandani

 

Kapan dan kenapa harus bergabung di komunitas.

Kalau ditanya kapan, bergantung pada teman-teman. Bergantung pada rasa lapar teman-teman akan kebutuhan mencari dirinya, mulai dari pengembangan diri, memahami diri, memahami peran yang ada di sekitar kita. Ketika ada rasa lapar itu, maka itu saat yang tepat untuk berkomunitas. Drivenya harus dari internal, dari dalam diri, bukan dari luar jadi tidak ikut-ikutan.

 

Memunculkan rasa cinta pada komunitas.

Ketika saya melahirkan komunitas itu sama seperti saya ketika melahirkan anak. Kitalah yang memerlukan kehadiran anak-anak untuk meningkatkan kualitas peran saya sebagai manusia. Komunitas ini lahir karena saya memerlukan komunitas untuk bertumbuh. Proses Panjang membalikan mindset sampai  pada titik ternyata saya yang perlu komunitas, bukan komunitas yang perlu saya. Saya mulai mencintai apa yang saya perlukan, tanpa pamrih apapun.


Cara agar berani mengambil peran di komunitas.

Kalau teman-teman ingin bahagia, maka ambil peran, jangan menunggu diberi peran. Kalau kita tidak ingin bahagia maka tunggu saja dibei peran oleh teman-teman yang lain.


Pesan Bu Septi Peni Wulandani.

Ini adalah tempat kita, maka jadilah warga yang baik, jadilah warga yang berbinar. Kesuksesan Ibu Profesional adalah ketika hadir para pemain hebat di tempatnya masing-masing. Maka jadilah bagian itu. Ketika kita sudah bisa berkontribusi, maka kita akan bisa melihat jenjang atau pet akita akan seperti apa nantinya. Maka selamat bermain.


#Resume2

#Gelangganginspirasifounder

#orientasikampungkomunitas

#balaimaingembira

#ibuprofesional2021

#komunitasibuprofesional

#kampungmain3

#semestakaryauntukindonesia

#salamberprestasi

#PrestAsyik

View Post