Review Film: Assalamu'alaikum Beijing

"Ajarkan aku mantra pemikat cinta Ahei dan Ashima, maka akan kutaklukkan penghalang segala rupa agar sampai cintaku padanya." -Asma Nadia
Assalamu’alaikum Beijing adalah sebuah film yang diangkat dari novel karya Asma Nadia dengan judul sama. Tayang perdana di bioskop pada 30 Desember 2014 dan sampai hari ini masih bertahan di jajaran tayang bioskop seluruh Indonesia. Meski sudah tayang hampir tiga pekan lamanya, film Assalamu’alaikum Beijing masih mendapatkan respon yang baik dari masyarakat. Sebagai bukti, ketika saya menonton setengah theater penuh oleh penonton.

Saya belum bisa membayangkan alur ceritanya akan seperti apa karena saya belum membaca novelnya. Tapi, Bunda Asma seringkali bilang dalam akun twitternya kalau novel Assalamu’alaikum Beijing adalah novel paling romantis yang pernah beliau tulis. Saya jadi penasaran seperti apa ceritanya.

Diawali dengan batalnya pernikahan Asma (Revalina S. Temat) dan Dewa (Ibnu Jamil) karena Asma mendapatkan kenyataan pahit bahwa calon suaminya telah berselingkuh dengan teman kantornya sendiri. Masalah ini membuat Asma mengambil keputusan untuk bekerja di Beijing. Kesibukan menjadi seorang reporter di Beijing perlahan membantu Asma melupakan masalahnya. Dibantu oleh sahabatnya yang menetap disana Sekar (Laudya Chyntia Bella) dan Ridwan (Deddy Mahendra Desta), Asma berkeliling Beijing untuk menjalankan tugasnya sebagai reporter. Hingga pada akhirnya Asma bertemu dengan Zhong Wen (Morgan Oey) dan menjalani hari-harinya bersama Zhong Wen.

Saya sangat suka dengan masing-masing karakter yang diperankan, terlihat begitu pas. Apalagi karakter Zhong Wen yang diperankan oleh Morgan Oey yang terlihat sangat natural, jauh lebih keren dari ekspetasi saya sebelumnya. Sebagai orang baru di layar per-film-an, akting Morgan Oey di film ini patut diacungi jempol. Begitupun dengan Revalina, Bella, dan Desta. Pasangan suami istri Sekar dan Ridwan yang cukup kocak menjadi bumbu pelengkap yang membuat film ini semakin menarik. Saya sangat suka dengan cara mereka memainkan peran. Menerjemahkan kata demi kata yang ditulis oleh Asma Nadia menjadi sebuah akting yang luar biasa. Satu lagi, keindahan Beijing benar-benar tergambar disini, membuat saya ingin menginjakan kaki di tembok terpanjang itu.

Nilai-nilai islam yang terkesan kuno diramu dengan sangat ringan di film ini, dimana setiap adegannya mampu menunjukan bahwa syariat islam itu universal, cocok diterapkan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun. Contohnya saja ketika Asma menjelaskan jilbab dan pemikiran islam kepada Zhong Wen, tidak ada unsur diskriminatif disana. Karakter Asma benar-benar menunjukan keindahan akhlak seorang muslim terhadap sesama.

Nilai selanjutnya yang ingin ditunjukan dalam film ini adalah tentang pernikahan se-iman. Bagaimanapun kondisinya, pernikahan haruslah seiman, agar surga menjadi tujuan. Seketika hati ini meleleh ketika Zhong Wen meminta restu kepada ibunda Asma untuk menikahi putrinya, padahal kondisi Asma dalam keadaan sakit parah, yang nantinya penyakit tersebut akan memunculkan banyak resiko. Sebuah pelajaran hadir lagi disini bahwa cinta itu tentang ketulusan..
"Tidak perlu fisik yang sempurna untuk kisah cinta yang sempurna.” -Zhong Wen
Saya sempat meneteskan air mata, berkali-kali terharu melihat ketegaran seorang Asma dan kekuatan tekad seorang Zhong Wen. Kisah cinta sederhana namun tidak biasa, kisah cinta yang mengajarkan banyak hal tentang lika-liku kehidupan. 

Oh iya satu lagi yang cukup penting, meski ber-genre drama romantis film ini aman dari adegan-adegan dewasa, tapi tanpa mengurangi makna romantisme tersebut.
“Anak ini akan setangguh kisah cinta Ayah dan Ibunya.” -Asma
Ahh, ending yang mengharu biru. Banyak kemudahan-kemudahan yang Allah berikan ketika hamba-Nya menyerahkan segala urusan kepada Allah. Banyak keajaiban-kejaiban yang Allah hadirkan ketika benar-benar hanya Dia sebagai tujuan.

Barakallahu fiik Bunda Asma Nadia, terimakasih untuk sebuah karya yang luar biasa. Kami selalu menunggu karya-karya Bunda Asma selanjutnya :)


Bandung, 19 Januari 2015
Oleh Tia Yusnita


6 comments:

  1. Yeai, aku juga suka filmnya kak, nonton tepat malam tahun baru bareng teman kosan.

    ReplyDelete
  2. Saya belom nonton T_T belom sempet ke bioskop lagi :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo nonton Mbak, keburu ditarik dari bioskop. Gak nyesel pokoknya :D

      Delete