Bincang Parenting Bersama Teh Karin Bag 2: Potret Generasi Muda Teladan Dalam Islam



Bincang parenting sesi selanjutnya dari kelas kurikulum pendidikan anak usia 4-6 tahun adalah tentang potret generasi muda teladan dalam islam. Banyak sekali kisah para Nabi dan sahabat yang bisa dijadikan teladan dalam pendidikan anak, beberapa diantaranya yang diceritakan oleh Teh Karin adalah:

1. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail
2. Kisah Nabi Luqman
3. Kisah Fatimah binti Muhammad
4. Kisah Aisyah binti Abu Bakar
5. Kisah Muhammad Al-Fatih
6. Kisah Imam Syafi'i
7. Kisah Syeikh Abdul Qodir Jaelani

Dari semua kisah yang disebutkan diatas, saya ingin menuliskan kisah Syeikh Abdul Qodir Jaelani.

Hari itu Abdul Qodir Jaelani meminta izin kepada Ibunya bahwa ia akan pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu. Sebelum pergi, sang Ibu memberikan bekal sebesar 40 dinar dan berpesan kepadanya agar selalu berkata jujur dalam kondisi apapun. Sepanjang perjalanan Abdul Qodir Jaelani mengingat-ingat pesan ibunya.

Syeikh Abdul Qadir pun kemudian berangkat dengan rombongan kecil yang hendak menuju Baghdad. Saat sampai di wilayah Hamdan, rombongan yang akan pergi ke Baghdad itu pun dihadang oleh para perampok. Para perampok pun merampas semua harta benda orang-orang yang akan berangkat ke Baghdad itu. 

Hingga tiba saat Syekh Abdul Qadir didekati salah satu perampok, perampok itu menanyakan tentang harta benda yang dibawanya. Seketika dengan jujur Syekh Abdul Qadir pun menjawab bahwa ia membawa uang empat puluh dinar. 

Syekh Abdul Qadir pun menunjukan letak di mana uangnya disimpan. Namun perampok yang bertanya itu meragukan jawaban Syekh Abdul Qadir yang masih kecil dan menganggapnya hanya sebagai candaan. Tetapi, saat perampok lainnya bertanya tentang hal yang sama. Syekh Abdul Qadir pun menjawab seperti yang diutarakan sebelumnya. 

Hingga kemudian para perampok itu mengadu pada pemimpinnya. Pimpinan perampok pun lantas menghampiri Syekh Abdul Qadir dan menanyakan tentang harta yang dibawanya. Syekh Abdul Qadir pun kembali menjelaskan bahwa dirinya membawa uang empat puluh dinar yang diletakan di lipatan baju. Pimpinan perampok itu lantas merobek jahitan baju yang berada di bawah ketiak Syekh Abdul Qadir dan mendapati uang sebesar empat puluh dinar itu. 

Pimpinan perampok pun terheran. Hingga bertanya pada Syekh Abdul Qadir tentang apa yang membuatnya begitu saja mengaku tentang harta yang dibawanya yang akan dirampok. Syekh Abdul Qadir pun menjawab bahwa ia teringat pesan sekaligus janji pada ibunya agar selalu jujur. Sebab itulah syekh Abdul Qadir memberitahu harta yang dibawanya pada perampok. 

Mendengar jawaban Syekh Abdul Qadir, pimpinan perampok itu tersungkur dan menangis. Ia pun langsung menyatakan tobat atas perbuatannya. Seketika anak buahnya pun mengikuti bertobat dan mengurungkan niat untuk merampok harta benda rombongan yang hendak pergi ke Baghdad.

0 komentar:

Post a Comment