Eco
Learning Camp adalah sebuah organisasi dibawah Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup
yang mengajak kita untuk back to nature. Menurut sejarahnya, organisasi
ini didirikan untuk mengembangkan aktivitas edukasi, konservasi, riset, dan
pengembangan komunitas serta berbagai aktivitas kreatif lainnya yang berbasis
lingkungan. Melalui partisipasi tiga pihak dari badan milik pemerintah,
asosiasi perguruan tinggi, dan badan usaha swasta, dilakukan pengelolaan dan
perawatan 526 hektar area yang menjadi pusat taman hutan tropis warisan dunia. Eco
Learning Camp di Bandung ini adalah model pengembangan untuk kawasan hutan
lain. Menurut Thomas Frey dari Da Vinci of Institute, di masa depan learning
camp akan bermunculan dan menjadi suatu cara baru dalam edukasi.
Aku
sendiri baru mengetahui keberadaan Eco Camp setelah mendapat tugas mata kuliah
kewirausahaan. Beberapa kali melewati Eco Camp tapi gak pernah ‘ngeh’ karena tujuan
ke daerah ini kalau gak ke Tahura, ya Tebing Keraton hehe. Berdasarkan tugas
yang diberikan oleh Pak Tono, dosen kami, disini kami akan belajar tentang
bagaimana caranya membuat media tanam menggunakan mikroba. Tapi ternyata ilmu
yang didapatkan lebih dari itu. Kami mendapat kesadaran baru tentang back to
nature yang disebut dengan 7 Kesadaran Baru Hidup Ekologis. Gak hanya mahasiswa, siapapun bisa belajara disini. Dari mulai anak-anak PAUD sampai orang dewasa.
Sebelum
mengenal lebih jauh tentang 7 Kesadaran Baru Hidup Ekologis, aku dan
teman-teman diajak untuk melihat bagaimana cara membuat media tanam yang
dibimbing oleh Pak Budi. Bahan-bahan yang diperlukan adalah sampah organik,
kohe (kotoran hewan), tanah, bibit tanaman, poly bag, dan mikroba. Sedangkan, cara
membuatnya adalah:
1. Campurkan
sedikit mikroba dengan sampah organik. Kalau sampahnya sedikit, cukup tambahkan
mikroba sebanyak satu tutup botol.
2. Masukan
sampah yang sudah dicampurkan dengan mikroba tadi ke dalam poly bag.
3. Masukan
kotoran hewan diatas sampah.
4. Letakan
bibit tanaman yang akan ditanam.
5. Terakhir,
tambahkan tanah untuk menutupi kotoran hewan.
6. Lakukan
terus menerus kalau sampah dan kotoran hewan sudah mulai menyusut volumenya.
![]() |
Pak Budi sedang mendemokan membuat media tanam |
![]() |
Alat dan bahan membuat media tanam |
Simple banget kan? Bisa di praktekan di rumah masing-masing untuk menanam
sayur-sayuran semacam sawi, tomat, cabe, dan lain sebagainya. Alat dan bahan
mudah didapatkan. Hanya menambah tugas untuk memisahkan sampah organik dan non-organik.
Selain itu, sayuran yang dihasilkan akan lebih sehat dibandingkan dengan sayuran
di pasar yang menggunakan bahan kimia. Aku tertarik mencoba dirumah yang
memiliki lahan hijau terbatas.
Selanjutnya
materi disampaikan oleh Pak Adi. Bumi adalah satu-satunya tempat tinggal
manusia. It’s not just a planet, it’s a home. Bumi yang kita singgahi
ini idealnya menampung 4.8 milyar manusia (dengan segala kebutuhan manusia yang
terpenuhi), tapi faktanya sampai tahun 2015 bumi kita ditempati oleh 7.3 milyar
manusia. Untuk mencapai ideal perlu tambahan 1.5 bumi lagi.
Fakta
lain, terjadinya global warming ternyata sebagian besar disebabkan oleh industri
peternakan. Industri peternakan menyumbang 18% pemanasan global, presentasi ini
lebih tinggi dibandingkan transportasi yang menyumbang 13% pemanasan global.
![]() |
Pak Adi sedang menjelaskan tentang 7 Kesadaran Baru Hidup Ekologis |
![]() |
Serius amat wajahnya, Bu? |
Itu
artinya, sebagai manusia kita harus benar-benar menjaga bumi. Karena manusia yang
membutuhkan bumi, bukan bumi yang membutuhkan manusia. Untuk menjaganya, perlu
kesadaran yang datang dari dalam diri manusia itu sendiri. Kesadaran tersebut terangkum
dalam 7 Kesadaran Baru Hidup Ekologis versi Eco Camp.
1|
Berkualitas
Berkualitas
berarti mampu mengolah kelemahan. Kualitas akan memacu kita terus belajar
menjadi lebih baik.
2|
Sederhana
Sederhana
berarti tidak berlebihan dalam makan, kepemilikan, belanja, dan pola pikir. Aku
pernah mendengar sebuah pernyataan, ‘Yang bikin mahal itu bukan biaya hidup,
tapi pola hidup’. Betul sekali, semakin sederhana akan semakin bijaksana dalam
menjalani hidup.
3|
Hemat
Hemat
itu berbeda samasekali dengan pelit. Hemat berarti menggunakan seperlunya dan
tidak berlebih-lebihan. Eco Camp punya sebuah tagline baru, kalau
biasanya yang kita dengar adalah ‘hemat pangkal kaya’ maka versi Eco Camp
adalah ‘hemat pangkal selamat’. Kenapa? Karena ‘hemat pangkal kaya’ cenderung
egosentris (mementingkan diri sendiri), sedangkan ‘hemat pangkal selamat’
cenderung ekosentris (turut memikirkan orang lain).
4|
Peduli
Peduli
artinya tidak mementingkan diri sendiri, memperhatikan orang lain dan
lingkungan.
5|
Semangat Berbagi
Peduli
akan melahirkan semangat berbagi. Disini kami banyak disuguhkan video inspiratif
dan tentunya menyadarkan.
6|
Bermakna
Teringat
sebuah hadis Rasulullah saw yang berbunyi, “Khairunnaas anfa ‘uhum linnas” yang
artinya, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.”
Apapun yang kita lakukan tidak ada artinya tanpa sebuah kebermaknaan. Kebermaknaan
untuk diri sendiri, orang lain, tumbuhan, hewan, dan lingkungan sekitar.
7|
Harapan
Harapan
adalah motivasi agar kita selalu melakukan yang terbaik.
Pasti
banyak ujian untuk mengaplikasikan 7 kesadaran tersebut, katanya. Diantara
racun yang menghalangi kita berbuat kebaikan adalah: 1) Malas; 2) Tidak Peduli;
dan 3) Menunda dan Beralasan. Teringat sebuah ayat, Allah swt berfirman:
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (QS. Al-Israa’ : 7)
Disini
kami disuguhkan banyak video tentang kerugian-kerugian yang disebabkan oleh kejahatan
manusia terhadap bumi. Seperti makhluk laut yang tidak bisa hidup nyaman karena
sampah-sampah yang dibuang manusia ke laut, tanah yang sudah rusak karena
tercemar bahan kimia dan ditutupi beton-beton yang menyebabkan banjir, dan
masih banyak kasus lain yang disebabkan oleh kejahatan manusia.
Fyi,
Eco Camp ini sudah menggunakan solar panel energy dimana sebagian besar
listrik yang digunakan berasal dari tenaga matahari. Selain itu, Eco Camp ini
memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan air sehari-hari yang diolah menggunakan
alat-alat yang mereka buat.
Dear,
benar sekali firman Allah swt tersebut. Apapun yang kita lakukan akan kembali
kepada si pelaku. Oleh karena itu berbuat baiklah dengan mulai dari diri
sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai saat ini.
“Tidak
ada peran kecil, tidak ada peran besar, semuanya berperan!” –Pak Adi, Eco Camp
![]() |
Mulai dari yang terkecil, cuci piring sendiri setelah makan |
![]() |
Di halaman Eco Learning Camp |
Foto bersama Pak Dosen usai kegiatan. Wajib, tetep. Tebak, yang mana coba Bapak Dosen nya? ;)
--
Where
Yayasan
Sahabat Lingkungan Hidup (Eco Camp)
Jl.
Pakar Barat (Dago) No. 3 Bandung 40198
Telephone/Fax
+62 22 251 7647
Mobile
+62 818 0953 0395
Information
Informasi
program, biaya, dan lain sebagainya silahkan kunjungi www.ecolearningcamp.org
Referensi:
ecolearningcamp.org
Wah seru campnya ^^
ReplyDeleteizin nebak ya.. saya kira sosok laki - laki yang pake kacamata paling kanan
ReplyDeleteayooo tia mulai menanam yukk, udah diajarin kan hehe
ReplyDeleteKerenn..
ReplyDeleteKerenn..
ReplyDeleteilmu baru nih. Aku suka poin,Yang bikin mahal itu bukan biaya hidup, tapi pola hidup’. soalnya kalau dipikir-pikir emang iya. apalagi kalau konsumtif.
ReplyDelete