![]() |
Image source click here |
Pertamakali i'tikaf disini aku dibuat bingung dengan pemandangan tenda-tenda dome yang berjajar di pelataran Masjid. Awalnya aku berpikir, ini mau i'tikaf apa camping? Kenapa orang-orang pasang tenda disini? Sepanjang perjalanan dari pintu masuk menuju Masjid utama aku sibuk memperhatikan tenda-tenda, para pedagang, dan ratusan orang yang seliweran disekitar sini. Sambil masih bertanya-tanya dalam hati apa maksudnya. Kakak tingkat yang mengajak kesini sepertinya berhasil menangkap ekspresi kebingungan dari raut wajahku.
"Kenapa? Aneh ya?"
"Cuma bingung aja, Teh."
"Ini tenda-tenda jamaah yang i'tikaf penuh 10 hari tanpa pulang ke rumah. Biasanya satu tenda berisi satu keluarga."
"Subhanallah ya Teh sampe seperti itu."
Pemandangan seperti ini sangat tidak asing di Masjid Habiburrahman Bandung. Banyak jamaah berdatangan dari berbagai penjuru Bandung bahkan dari luar daerah demi menikmati 10 terakhir Ramadhan. Luar biasa perjuangannya. Kapan-kapan (kalau sudah berkeluarga) aku ingin coba seperti ini. Tapi untuk sekarang, aku lebih memilih i'tikaf di dalam mesjid saja. Tapi di dalam Masjid juga penuh sesak. Kalau datang terlalu malam, bisa-bisa tidak kebagian tempat, apalagi di malam-malam ganjil.
"Kenapa? Aneh ya?"
"Cuma bingung aja, Teh."
"Ini tenda-tenda jamaah yang i'tikaf penuh 10 hari tanpa pulang ke rumah. Biasanya satu tenda berisi satu keluarga."
"Subhanallah ya Teh sampe seperti itu."
Pemandangan seperti ini sangat tidak asing di Masjid Habiburrahman Bandung. Banyak jamaah berdatangan dari berbagai penjuru Bandung bahkan dari luar daerah demi menikmati 10 terakhir Ramadhan. Luar biasa perjuangannya. Kapan-kapan (kalau sudah berkeluarga) aku ingin coba seperti ini. Tapi untuk sekarang, aku lebih memilih i'tikaf di dalam mesjid saja. Tapi di dalam Masjid juga penuh sesak. Kalau datang terlalu malam, bisa-bisa tidak kebagian tempat, apalagi di malam-malam ganjil.
![]() |
Image source click here |
![]() |
Image source click here |
Jangan khawatir masalah sahur, kita bisa pesan kepada panitia usai sholat isya dengan berbagai pilihan menu yang berbeda setiap harinya. Disekitar Masjid pun banyak yang berjualan makanan dan harganya relatif murah. Dari mulai nasi+lauk, bakso, lontong sayur, dsb. Lebih baik sih beli saja disini daripada bawa bekal dari rumah, supaya makanannya masih hangat.
Nah, itu sensasi i'tikaf di Masjid Habiburrahman Bandung yang menurutku cukup unik dibandingkan dengan Masjid lainnya. Suasana seperti itu selalu ditunggu dan dirindukan setiap tahunnya. Ah, tidak terasa sudah memasuki 10 malam terakhir Ramadhan. Allahumma balighna laylatal qadr.. Allahumma innaka afuwun kariim, tuhibbul afwa fa' fuanni..
Saya baru sekali i'tikaf di Habib. Menjadi menarik karena berjejer tenda2. QL di Habib adalah yang terlama yg pernah saya lakukan :')
ReplyDeleteSama, Zahra.. QL disini yg paling lama aku lakuin :)
DeleteSubhanallah merinding kagum melihatnya, saya jauhhh dari itu T_T shalat tarawih saja hanya beberapa rakaat tak selama itu, QL juga tak selama itu, subhanallah orang-orang hebat
ReplyDeleteIya Mbak, apalagi kalau lihat orangtua yg udah sepuh tapi sholatnya full berdiri berjam-jam. Suka malu jadinya :(
Deletekalo dulu waktu masih d bandung saya itikafnya di Pusdai :)
ReplyDeleteAku pernah satu kali i'tikaf di Pusdai Mak Kania :)
DeleteKangen i'tikaf.
ReplyDeleteKapan ya bisa kesana sekeluarga
Teeh bikin lagi dong aktikel keren gini, tapi bikinnya yg lebih keren lagi π alhamdulillah saya I'tikaf disana dr masih ingusan (SD) dituntun2 sm ortu, smpe skrng udh Lulus SMA, alhamdulillah msh suka I'tikaf disana, ingin rasanya bagi2 kebaperan sm temen2 yg lain biar sama2 baper I'tikaf bareng di 10 malem terakhir besok, cuma saya tu gabisa nulis ngukir kata2 ;( jd mau ngutip aja dr web atau blog Kaya gini, bikin lagi ya teehhπππ
ReplyDelete