Kelas Membaca Bermakna: Tantangan Ke-4


Bismillaahirrahmaanirrahiim..
Gak kerasa udah masuk tantangan ke-4. Tantangan kali ini, kita ditantang untuk menemukan minat dan bakat, serta menerapkan mindful reading dalam membaca Al-Quran.

1. MINAT DAN BAKAT
Sebelumnya saya pernah mencoba tes kepribadian MBTI yang dikembangkan oleh 
Anthony Kusuma. Beberapa kali melakukan tes, hasil yang sering keluar adalah ISFJ, 
pernah bebrapa kali keluar hasil ENFJ.



Saya juga pernah mencoba tes menggunakan temubakat.com. Berikut hasilnya:

Hasil tes tersebut diuraikan lagi kedalam aktivitas-aktivitas yang lebih spesifik untuk mengetahui apa sebetulnya minat dan bakat saya. Ini saya adopsi dari format Ibu Profesional.




2. MINDFUL READING AL-QURAN

Sebelum belajar tentang mindful reading saya hanya baca arabnya saja, membaca terjemahnya hanya sekedarnya tanpa berusaha untuk mencoba memahami lebih dalam.

Sekarang saya membaca Al-Quran beberapa halaman (sesuai target), kemudian membaca terjemahnya secara perlahan.

Saya mencoba mengikuti metode Teh Dece untuk membaca menggunakan Al-Quran perkata sambil memperhatikan terjemahnya, tapi ternyata tidak nyaman buat saya pribadi dan malah menjadi tanaffus hehe. Saya masih 'kagok' karena belum terbiasa.

Jadi saya lebih suka menyelesaikan dulu bacaan arabnya, kemudian 'membedah' ayat-ayatnya.

Dengan metode seperti ini saya mengetahui ayat yang saya baca sedang bercerita tentang apa, sehingga membuat saya lebih termotivasi untuk membaca kelanjutan ayatnya.

3. TADABBUR

Saya memilih surat Al-Ikhlas ayat pertama. Surat yang hampir setiap hari kita baca pada dzikir pagi dan petang. Surat pendek yang jika dibaca tiga kali dgn kesungguhan nilainya sama dengan mengkhatamkan Al-Quran. Masya Allah..


Surat Al-Ikhlas turun sebagai jawaban kepada orang musyrik yang mempertanyakan nasab dan sifat Rabb nya Nabi Muhammad saw.

Ayat ini meggunakan kata أَحَدٌ untuk menyebutkan ke-Esa-an Allah. Dari kata ini kita mengenal nama Allah yaitu الأَحَدُ. Nama Allah yang lain yang memiliki makna serupa adalah الوَاحِدُ yang berarti Maha Esa.

Al-Wahid

Al-Wahid adalah sesuatu yang tidak terdiri dari bagian-bagian atau tidak berdua.

Tidak seperti matahari yang walaupun satu tapi terdiri dari unsur-unsur atau bagian-bagian.

Kata Al-Wahid dalam Al-Quran biasanya digunakan untuk nama Allah yang sifatnya banyak. Menggunakan kata Al-Wahid karena keragaman sifat-Nya, *bukan* dzat-Nya.

Al-Ahad

Al-Ahad adalah sesuatu yang tidak bisa menerima penambahan, baik dalam benak maupun kenyataan.

Ketika kita memikirkan kata "Wahid (satu)" maka dibenak kita akan memikirkan angka "Itsnain (dua)", dst. Tapi kalau kita bilang "Esa" maka dibenak kita tidak ada penambahan.

Allah Al-Ahad, Esa dalam dzat-Nya, Esa dalam sifat-Nya, Esa perbuatan-Nya, Esa dalam segalanya. Tidak ada yang menyamai, tidak ada yang setara.

Refleksi

Allah Al-Ahad mengajarkan kita agar selalu memurnikan tauhid. Masihkah ada Tuhan selain Allah di hati kita? Masihkah kita menuhankan harta, kepintaran, atau yang lainnya?

Semoga kita selalu bisa memuji nama-Nya dan mendawamkan surah Al-Ikhlas sebagai dzikir sehari-hari 🤲🏻

Referensi: Tafsir Ibnu Katsir dan Ensiklopedi Asmaul Husna

- Tadabbur ayat membuat saya berpikir lebih dalam
- Tafsir masuk kedalam level 4, dimana ada bagian-bagian yang harus saya ulang-ulang untuk memahaminya
- Membaca tafsir gak se-menyeramkan yang saya pikirkan hehe. Ternyata tafsir juga bisa kita pahami secara perlahan, walau harus buka banyak referensi, dengar penjelasan ustadz, atau bertanya pada orang-orang yang kompeten





0 komentar:

Post a Comment