Terimakasih, Daarut Tauhiid.


"Woaaah lima menit lagi!"

Aku bergegas memarkirkan motor dan berlari menuju komputer absen. Memasukan 6 digit angka yang tidak lain adalah nomor induk karyawan milikku.

Istighfar! Anda datang terlambat.

Kurang lebih begitulah pesan aplikasi absen kalau karyawannya datang terlambat.


Aku masuk ke ruangan bertuliskan "Marketing & Keanggotaan" kemudian lepas helm, lepas jaket, rapi-rapi kerudung, dan langsung meluncur ke Mesjid setengah berlari. Terlihat beberapa orang yang berseragam sama sepertiku juga setengah berlari. Sayup-sayup suara tilawah Al-Quran terdengar dari kejauhan. Tandanya kajian sudah dimulai.

Sepatu pantopel hitam khas wanita berjajar rapi di rak sepatu, aku menyimpan sepatuku di tempat yang masih kosong. Lalu menaiki anak tangga satu per satu menuju lantai 2 Mesjid. Beberapa wanita bergamis biru dongker dan berkerudung putih sudah berdiri di shaf paling belakang. Aku pun ikut berdiri diantara mereka. Seorang wanita yang tegas namun lembut mencatat nama-nama orang yang berdiri. Mulutku komat-kamit, mengaji mengikuti lantunan ayat suci Al-Quran yang sedang dibaca oleh qori.

"Shodaqallahul 'adzim"

Pemandu acara kembali memandu Kajian Kamis Pagi Santri Karya.  Sementara, kami masih berdiri di shaf belakang menunggu sampai sang guru dipersilahkan masuk ke lantai utama Mesjid. Oh ya, santri karya adalah sebutan untuk karyawan dan karyawati yang bekerja disini.

Tak lama kemudian seorang laki-laki berwajah teduh dengan lilitan sorban khas di kepalanya, mengenakan jasko (jas koko) dan celana panjang hitam muncul dari pintu belakang mimbar. Duduk di kursi yang telah disediakan lalu mendekatkan microphone ke arah mulutnya seraya mengucapkan kalimat rahmat.

"Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh"


Kami yang berdiri dibelakang dipersilahkan untuk duduk membentuk shaf.

Nasihat demi nasihat bergema dari sudut-sudut speaker mesjid. Sang guru tak pernah bosan mengingatkan kami tentang Allah, tentang akhirat, dan tentang dunia yang hanya sementara. Kemudian, sang guru sedikit membahas tentang disiplin.

"Orang-orang yang kurang disiplin biasanya mereka tidak disiplin dalam waktu sholatnya." Sang guru berkata.

Seketika aku tertunduk malu. Nasihat itu seperti roket yang melesat masuk ke dalam hatiku. Teringat segala kelalaian yang telah aku lakukan. Terutama kelalaian terhadap-Nya.

Itulah bagian dari berlembar-lembar episode mengesankan selama aku bekerja disana.

Tilawah bersama setiap pagi. Kebersamaan setiap jum'at. Belajar tahsin setiap selasa. Bersih-bersih jalan Gegerkalong setiap rabu. Ambil bagian di acara-acara besar Daarut Tauhiid. Dan masih banyak hal yang tak mungkin terlupa dari ingatan.

Dan untuk sahabat-sahabatku, manfaatkan waktu selama masih berkarya disana. Gali terus potensi. Jangan sia-siakan segala kemudahan yang ada. Terutama kemudahan bisa berguru langsung pada sumber ilmu.

Tak mudah untuk menemukan kenyamanan. Tidak semua orang bisa menemukan zona nyaman mereka. Ada banyak orang yang bahkan sampai tua, masih saja belum menemukan titik nyaman dalam kehidupan mereka. Daarut Tauhiid adalah tempat yang nyaman untuk terus belajar.


April 2013 - Maret 2018.

Lima tahun.

Bukan waktu yang sebentar untuk sebuah perjalanan. Perjalanan yang mengantarkanku di posisi sekarang ini, menjadi seperti ini.

Daarut Tauhiid adalah sebuah kisah yang pernah hadir dalam kehidupanku dan selamanya akan membekas di hati. Bagaimana tidak? Setiap hari, setiap detik, aku diingatkan tentang bagaimana caranya mengenal Allah. Melalui seorang Kiyai yang bersih hatinya.

Daarut Tauhiid bagiku bukan tempat untuk mencari pundi-pundi rupiah, bukan pula tempat untuk mengejar karir gemilang, namun tempat orang-orang yang ingin berjuang menegakkan tauhiid. Seperti namanya.

Aku bahagia pernah menjadi bagian dari keluarga besar ini, meski tak jarang lelah dan air mata menghampiri. Aku bahagia malam-malamku pernah dihiasi amanah-amanah tak berkesudahan yang saat ini menjadi kenangan yang ku rindukan.

Maka wajarlah dalam sebuah perjalanan, ada yang datang, ada yang pergi, ada yang menggantikan, ada yang tergantikan.

Dimanapun aku berada, peran apapun yang aku jalani saat ini, semoga di ridhoi oleh Allah SWT.

Terimakasih,
Tim Cottage Daarul Jannah.
Tim Marketing & Keanggotaan.
Akhwat-akhwat sholehah Kopontren Daarut Tauhiid.

Terimakasih, Daarut Tauhiid.

2 comments:

  1. Ikut seneng bacanya, Teh. Berkah ilmunya ya, Teh..
    Dan bagus juga ya isi pesannya disaat kita terlambat..he

    ReplyDelete