![]() |
Official Poster |
Lebaran 2016
kemarin banyak film Indonesia yang tayang. Rudy Habibie, Sabtu Bersama Bapak,
Jilbab Traveler Love Sparks In Korea, Koala Kumal, dan lain-lain. Dari semua
film yang ada, kita memutuskan untuk nonton Jilbab Traveler Love Sparks In Korea.
Meski harus pindah jam nonton karena bioskop penuh sesak dan antrian pembelian
tiket yang panjang. Saya, Uyuy, Teh Aney, Teh Sri, Teh Nung, dan satu lagi
temannya Teh Aney yang saya lupa namanya kebagian tiket jam 14.30.
Ini film
ketiga karya Asma Nadia yang saya tonton, setelah sebelumnya Assalamu’alaikum
Beijing dan Surga Yang Tak Dirindukan.
Asma Nadia
kecil tinggal di pinggiran rel kereta api dan tidak bisa mengenyam pendidikan
hingga perguruan tinggi karena gegar otak dan tumor yang dideritanya. Namun semangat
untuk mewujudkan cita tak lantas menghalangi langkahnya untuk menjadi seorang
jilbab traveler. Ruh itulah yang kemudian tertanam dalam tokoh rekaan bernama Rania
Timur Samudra (Bunga Citra Lestari).
Rania
melanglang buana ke berbagai penjuru dunia demi membahagiakan Ayahnya untuk menjadi
Ibnu Batutah, penjelajah muslim yang menjadi rujukan dunia. Rania adalah mata
dan kaki Ayahnya untuk melihat dunia. Meski seringkali Ibu Rania tidak pernah
setuju kalau anak perempuannya berpindah dari satu Negara ke Negara lain
seorang diri.
Hingga suatu
hari Ayah Rania jatuh sakit, Ayah meminta Rania untuk mengunjungi Baluran,
sebuah daerah di Jawa Timur, tempat dimana Ayah dan Ibu Rania bertemu untuk
pertama kali. Ayah berharap Rania pun akan bertemu dengan seseorang yang
istimewa disana. Namun yang Rania temui malah seorang laki-laki asal Korea bernama
Hyun Geun (Morgan Oey) yang menghina keindahan Indonesia. Rania tidak terima
dan langsung mengajak Hyun Geun dan Alvin sahabat Hyun Geun (Ringgo Agus
Rahman) untuk melihat keindahan Kawah Ijen. Kawah indah dengan fenomena api
biru yang hanya bisa dijumpai di dua Negara di dunia, Indonesia dan Islandia. Keren,
bukan?
Keputusan
Rania mengantar Hyun Geun ke Kawah Ijen diiringi dengan kepergian Ayah Rania
untuk selama-lamanya. Rania menyesal karena tak membersamai Ayah di detik-detik
terakhir hidupnya. Namun pertemuan singkat di Baluran, instantly membuat Hyun
Geun jatuh cinta pada Rania, begitupun sebaliknya.
Kepergian
sang Ayah membuat Rania ingin berhenti menjelajahi dunia dan ingin menemani
Ibunya saja. Selama di Indonesia, Rania membantu Ilhan Gandari (Giring Ganesha)
mengelola rumah belajar untuk orang-orang yang tidak bisa baca tulis. Kehadiran
Rania di rumah belajar itu memberikan warna dan semangat baru.
Hingga suatu
hari Rania mendapat undangan menjadi peserta Writing Residence di Gangwon,
Korea Selatan. Awalnya Rania ragu untuk menerima undangan itu, alasannya karena
ingin menemani Ibu saja di rumah. Selain itu, Rania merasa memiliki tanggung
jawab di rumah belajar milik llhan. Ibu yang dulu ragu-ragu melepaskan anaknya
ke berbagai penjuru dunia, sekarang malah mendukung Rania untuk pergi ke Korea.
Karena Ibu tau, menjadi seorang jilbab traveler adalah panggilan jiwa anaknya.
Karena Ibu juga tau, kepergian Rania ke Korea akan mempertemukannya dengan
seseorang yang istimewa disana. Sementara saudara-saudara Rania, Kak Tia (Tasya
Nur Medina) dan Bang Aeron (Indra Bekti) gencar menjodohkan Rania dengan Ilhan.
Takdir
akhirnya membawa Rania ke Korea Selatan, meninggalkan Ibu, Kak Tia, Bang Aeron,
dan kisah perjodohannya dengan Ilhan. Selama menjadi peserta Writing Residence,
Rania ditemani oleh Alvin dan Hyun Geun. Hyun Geun menunjukan keindahan alam
Korea yang membuat siapa saja pasti ingin mengunjunginya. Salju-salju putih
membekukan perasaan diantara mereka. Hingga membuat Rania menyadari bahwa
seseorang yang ada dihadapannya sekarang benar-benar meluluhkan hatinya. Juga
membuatnya sadar, kalau traveling seorang diri itu menyenangkan, namun
traveling bersama seseorang yang sangat dicintainya jauh lebih istimewa dan
bermakna.
![]() |
Salah satu scene yang saya suka dan bikin baper |
Disanalah
konflik perasaan dimulai. Suatu hari, Rania mengetahui kalau Hyun Geun sudah
dijodohkan dengan seorang wanita Korea bernama Jeong Hwa. Hati Rania
benar-benar patah. Rania kembali ke Indonesia meninggalkan kisah yang belum
usai. Hingga akhirnya kebaikan dan kedekatan Ilhan terhadap keluarganya,
membuat Rania menerima lamaran Ilhan. Hyun Geun yang juga patah, memutuskan
untuk pergi ke Palestina, Negara impian Rania sejak lama.
Saya rasa
semua penonton sepakat kalau film Jilbab Traveler ini berhasil bikin baper tak
berkesudahan. Saya berasa menjadi Rania dadakan, ikut bingung memilih antara
Hyun Geun dan Ilhan. Lebih baik membersamai orang yang kita cintai atau membersamai
orang yang mencintai kita?
Lebih baik
bersama orang yang sama-sama mencintai, atuh. Hehehe.
Alurnya
mungkin biasa, cinta segitiga antara Rania, Hyun Geun, dan Ilhan. Namun spirit
muslimah yang cinta pada Rabb-Nya, cinta pada sesama, cinta pada ilmu, menjadi
ruh yang kuat dalam film ini. Bunda Asma Nadia ingin berpesan bahwa jilbab
bukanlah penghalang bagi seorang wanita untuk berprestasi. Bunda Asma juga
ingin berpesan, kalau cinta tak harus memiliki. Eaaa. Pesan ini ditunjukan oleh
Ilhan yang rela melepaskan Rania demi Hyun Geun. Iya, akhirnya Rania dan Ilhan
batal nikah padahal undangan udah dicetak, loh.
Lagi-lagi
saya merasa lega, karena film Jilbab Traveler Love Sparks In Korea aman dari
kontak fisik antara lawan jenis. Tapi tidak mengurangi romantisme dan kebaperan
film ini. Saya suka dengan acting Bunga Citra Lestari yang memerankan tokoh
Rania, sangat pas tidak berlebihan. Juga acting Morgan Oey yang semakin matang,
lebih keren dari actingnya di film Assalamu’alaikum Beijing. Juga sosok Ringgo
Agus Rahman yang kocak menjadi bumbu pelengkap film ini. Dan yang diluar
ekspektasi adalah acting Giring Ganesha, vokalis Nidji yang ternyata punya
skill bermain film sekeren itu.
Saya belum
baca novel Love Sparks In Korea, jadi saya memang tidak punya ekspektasi terlebih
dahulu terhadap film ini. Over all, film ini bagus dan saya suka.
Scene
ditutup oleh percakapan antara Rania dengan Hyun Geun.
“Kamu curang.”“Kenapa?” tanya Hyun Geun.“Palestina itu impianku sajak lama. Tapi kamu mencuri mimpiku, dan aku suka.”
![]() |
Wefie dulu, tetep |
![]() |
Foto tiket biar kekinian hehe |
0 komentar:
Post a Comment