Sunnah Sedirham Surga


Belum selesai baca semua, tapi pingin share insight yang di dapet. Masya Allah.. banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah-kisah dalam buku Sunnah Sedirham Surga. Indahnya akhlak dan adab dari para ulama dari zaman salaf hingga khalaf tertuang dalam buku ini. 

Dimanakah kita?

Ketika kita masih berbangga dengan karya yang belum seberapa, Imam Asy-Syafi'i mengatakan, "Betapa inginnya aku, agar semua ilmu ini dipelajari manusia tanpa perlu menyebut-nyebut namaku", padahal kita tau karya-karyanya sungguh luar biasa.

Ketika kita masih merasa aman dengan amalan-amalan yang belum seberapa, Imam Abu Dawud ketika berada di sebuah perahu, hanya demi mendo'akan seorang yang didengarnya bersin di tepian, rela membalikkan perahu yang ditumpanginya.

Ketika kita merasa sudah melakukan yang terbaik, Ibnu Taimiyah justru mengurusi jenazah,  menghibur dan menyantuni keluarga seseorang yang telah menjadikannya sengsara bertahun-tahun, memenjarakannya, menyiksanya, bahkan nyaris membunuhnya. Ia membalas hal buruk dengan kebajikan.

Ketika dengan mudahnya kita membid'ahkan saudara yang berbeda pemahaman, tengoklah Atha' bin Abi Rabah. Pendapat fiqihnya pernah dianggap miring, namun setelah 13 abad pendapat Atha' akhirnya menemukan tempat dan waktu yang tepat.

Dimanakah kita?

Teringat kajian Ustadz Eko Guntur tentang hal bid'ah ini

Saat ini, begitu mudah orang mengecap sesuatu sebagai BIDAH hanya dengan argumen sederhana: GA ADA CONTOHNYA DARI NABI. 

Kelompok ini mendefinisikan bidah sebagai segala perkara agama yang tidak ada contohnya dari Nabi. Ini adalah definisi yang mutlak salah.

Jika kita menggunakan definisi di atas, maka kita harus mengatakan jilbab sebagai bidah, karena sudah pasti Nabi tidak pernah memberikan contoh. 

Membaca Alquran menggunakan mushaf adalah perkara lain yang harus dianggap bidah, karena Rasulullah tidak pernah mencontohkan. Orang pertama yg membuat kebijakan membuat mushaf adalah Abu Bakar. Jadi, jika kita pakai definisi di atas, maka kita harus katakan Abu Bakar pembuat bidah, Abu Bakar sesat, Abu Bakar di neraka. Kita menjaga diri dari mengucapkan yg demikian.

Shalat taraweh berjamaah di masjid SEBULAN PENUH harus dikategorikan bidah karena Rasulullah cuma memberi contoh tiga hari. Yang pertama melakukannya adalah Umar. Berarti Umar pembuat bidah, Umar sesat, Umar di neraka. Siapa kira2 yg senang dg kalimat ini?
Adzan dua kali sebelum jumat harus dikatakan bidah, karena Rasulullah tidak memberi contoh. Orang pertama yang melaksanakannya adalah Usman. Berarti Usman adalah ahli bidah, Usman sesat, Usman di neraka!

Jadi, kita harus meninggalkan definisi bidah di atas, karena tidak bisa mengkaver seluruh ajaran Islam yang tidak dicontohkan langsung oleh Nabi.

0 komentar:

Post a Comment