Resume Kulwap The Quran Journal: Pendidikan Maryam binti Imran


Narasumber: Ustadzah Rini (IAIN Langsa)

Pola didikan Maryam sudah dimulai jauh sebelum Maryam ada. Fokus pertama pada saat itu adalah ibunya. Seiring dengan Hannah membangun hubungan kuat dengan Tuhannya, ia juga mematangkan sisi emosionalnya juga. 

Hannah, yang pernah divonis mandul, tidak mengutuk takdir, tidak pula mencaci-maki Tuhan dan mempertanyakan keadilannya. Sebaliknya, yang ia lakukan adalah berharap dan tetap berdoa dengan konsisten, diiringi kepercayaan penuh kepada Tuhannya sebagai penggenggam takdir dan Maha pencipta yang Kuasa atas segalanya. 

Dan karena konsistensi ini, doa Hannah dikabulkan Allah. Ia mengandung. Sejak dalam kandungan, ibunda Maryam senantiasa berdoa tanpa putus untuk kebaikan Maryam, bukan hanya itu, bahkan Hannah pun mendoakan keturunannya pula, agar dilindungi oleh Allah dari syaitan. Hannah senantiasa berharap, bahwa anaknya kelak dapat hidup di lingkungan dan masyarakat yang baik. Karena itu, Hannah sudah bercita-cita, dengan bernadzar, akan menitipkan anaknya menjadi seorang Abid di Baytul Maqdis ketika itu. 

Setelah Maryam lahir, Zakaria, yang juga merupakan paman Maryam sendiri terpilih menjadi seseorang yang akan mengasuh Maryam. Nabi Zakaria adalah suami dari adik Hannah yang berarti adalah Paman Maryam sendiri. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa, Allah memilihkan Zakaria sebagai pengasuh Maryam ketika itu karena tiga hal: Pertama, Zakaria memiliki hubungan saudara dengan Maryam. Maka, diharapkan Maryam yang pada saat itu telah yatim, tidak memiliki ayah lagi, tetap mendapatkan kasih sayang yang seimbang. Kedua: Zakaria adalah salah seorang pemuka Agama pada masa itu. Beliau juga seorang Nabi, maka diharapkan Maryam bisa belajar ilmu keagamaan dari beliau. Ketiga: nabi Zakaria pada masa itu belum mempunyai anak. 
Disini ada hikmah lain, karena biasanya, yang belum memiliki anak, biasanya akan teramat menyayangi anak yang dititipkan kepadanya, tanpa ada rasa pilih kasih dengan anaknya sendiri.

Darisini dapat disimpulkan, bahwa mulai dari dalam kandungan, Maryam telah diharapkan dan telah didoakan sedemikian rupa oleh orang tuanya. Pun, telah disusun rencana-rencana matang, agar Maryam kelak menjadi anak yang dekat pada Tuhannya dan bebas dari segala kebanggaan duniawi. Kemudian terlihat setelah lahir dan pada masa sebelum baligh, telah dipilihkan seorang guru untuk Maryam, yang adalah seorang Nabi juga adalah Pamannya sendiri.

0 komentar:

Post a Comment