Antologi Ke-6: Menjadi Sahabat Al-Qur'an Jilid 2


Alhamdulillah lahir lagi antologi ke 6 bareng nulisyuk yang berjudul Menjadi Sahabat Al-Quran. Gak pernah berencana kalau di tahun 2021 ini akan nulis antologi karna saya hanya ingin fokus nulis blog dulu. Sebelumnya pesimis banget bisa barengan nulis antologi dan blog secara konsisten. Tapi ternyata nulis antologi bisa, blog pun terisi. Memang kalau gak dimulai, kalau gak dipaksa, dan kalau gak ikut challange rasanya berat banget untuk mulai nulis lagi.

Buku ini berisi tentang harapan dan perjuangan mengenal lebih dalam Al-Qur'an. Tidak mudah, iya kalimat itu yang hampir dikatakan semua penulis buku ini. Tantangan selalu ada, begitupun menjadikan Al-Qur'an sebagai sahabat kita. Mulai disibukkan oleh urusan duniawi, merasa tidak pantas, dan sudah terlambat untuk memulai kembali. Tekat yang kuat yang membuat mereka mampu melewati semuanya. Dengan adanya buku ini semoga menjadi motivasi dan  inspirasi bagi sabahat muslim dimana pun berada.

Saya sendiri menuliskan salah satu kisah hidup saya menjadi pengajar Al-Qur'an. Ada banyak hikmah dan pelajaran yang Allah berikan setelah saya mengemban amanah ini.
Saya sangat sedih ketika mendapati diri saya sangat jauh dari Al-Qur'an sementara amanah saya mengajarkan Al-Qur'an. Saya menjadi orang yang sangat munafik ketika meminta murid untuk rajin membaca Al-Qur'an sementara saya sendiri jarang sekali menyentuhnya. Oleh karena itu, amanah ini menjadi alarm bagi saya pribadi.

Cahaya Al-Qur'an memang tidak akan pernah bisa didapatkan kalau jiwa dan raga kita masih melakukan banyak maksiat. Maksiat sebentar saja bisa menutupi semua pintu cahaya itu. Ketika saya mulai menunda sholat, banyak menyimpan kekesalan, iri, dan dengki, maka untuk bisa berlama-lama dengan Al-Quran rasanya sulit sekali. Membaca satu ayat saja rasanya hambar sekali.

Salah satu ciri bahwa kita sudah sangat jauh dari Al-Quran adalah kita betah berlama-lama dalam kemalasan, betah berlama-lama dengan hati yang kotor, mudah marah, mudah iri dan dengki, mudah tersinggung, tidak bisa menerima nasehat dari siapapun, dan merasa biasa saja saat sudah lama tidak membaca Al-Qur'an.

Semua kejadian diatas pernah saya alami. Maka saat ini saya sedang berusaha untuk bisa kembali menjadi sahabat Al-Qur'an.

0 komentar:

Post a Comment