Saat itu kami diberi kesempatan
untuk bertemu dengan anak-anak jalanan di suatu tempat. Berbuka shaum bersama, membantu untuk belajar
menulis dan membaca. Awalnya saya berpikir akan menuju ke sebuah tempat seperti
panti asuhan, ada ruangan tempat belajar, dan halaman luas di depannya.
Berangkatlah kami menggunakan
angkutan umum. Hanya membutuhkan beberapa menit sampai di lokasi dari tempat kami
berkumpul. Kami berhenti tepat di pinggir jalan besar yang disisinya selokan
besar, sudah banyak anak-anak disana. Oh itu rupanya anak-anak yang akan kami
temui, begitu pikir saya.
Ternyata disitu, dipinggir jalan
itu kami akan belajar. Tanpa atap, tanpa kursi, tanpa papan tulis. Hanya beralas
terpal plastik dan alat tulis seadanya. Jleb! Langsung menampar perasaan saya berkali-kali. Miris…
Hampir dua tahun mereka hidup seperti itu, tinggal di
samping kios kecil seorang ibu yang sudah cukup tua. Ibu itu yang mengurusnya.
Selama ini yang membantu mereka adalah mahasiswa, pelajar, dan sebuah komunitas
yang rutin memberikan bantuan (dalam bentuk santunan dan pengajaran).
Latar belakang mereka bermacam-macam. Ada yang sudah tidak
memiliki orang tua, ada yang kabur dari rumah, ada yang ditinggal oleh keluarganya,
dan lain sebagainya. Rata-rata dari mereka sudah tidak bersekolah dan lebih
memilih untuk bekerja menjadi pengamen, penarik delman, dan kuli angkut
di pasar.
Orang pertama yang saya ajarkan saat itu bernama Iwan, anak
kecil yang kira-kira berusia 7 tahun. Subhanallah…
Semangat
sekali belajarnya. Saya sesekali melirik ke teman-teman yang lain dan
luar biasa semangat belajar mereka benar-benar membuat kami sebagai
mahasiswa
sangat malu. Beberapa anak saat ditanya mereka ingin melanjutkan
sekolah, tapi terbentur biaya. Beberapa orang lagi sudah nyaman dengan
kehidupan keras di jalanan. Benar-benar mengingatkan kami untuk lebih
bersyukur menjalani kehidupan. Bersyukur atas apa yang sudah dimiliki,
bukan malah mengeluh dengan apa yang belum dimiliki.
![]() |
Dokumentasi Pribadi |
Itu sedikit pengalaman saya ketika Ramadhan, semoga bermanfaat :)
"Lihatlah kebawah,
ada yang tidak lebih tinggi darimu
Menolehlah kebelakang,
ada yang tersendat tak mampu melangkah lebih maju darimu
Mendekatlah, sebentar saja
Masuk kedalang puing-puing kehidupan yang tersisa
Bukalah mata, mereka nyata"
Saya suka puisi di bagian akhir tulisan :) Mudah-mudahan Allah memberi hidayah dan kemudahan rezeki bagi mereka yang kekurangan, aamiin.
ReplyDeleteMakasih Mak.. Makasih juga udah berkunjung :) Aamiin..
Delete