A Self Reflection

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr : 18)

Diingatkan dengan ayat tersebut untuk muhasabah diri. A self reflection.. Tidak ada yang spesial pada setiap hari kelahiran, ketika usia kian berkurang tetapi ketaatan kepada-Nya tidak juga bertambah. Tidak ada yang spesial pada setiap hari kelahiran, ketika masih berpikir apa yang akan didapatkan, bukan apa yang telah diberikan. Alhamdulillah, masih diberi nikmat sehat, nikmat keluarga, nikmat sahabat, nikmat ilmu, dan yang paling utama adalah nikmat iman dan islam. Ya, apa jadinya diri ini tanpa iman dan islam?

Sebelumnya, saya hanya berpikir tentang apa saja yang sudah diraih selama hidup di dunia? Padahal hakikatnya tidak ada yang bernama 'ini urusan dunia' dan 'itu urusan akhirat'. Karena apapun yang dilakukan di dunia jika niatnya hanya karena Allah, insyaa Allah bernilai ibadah, insyaa Allah menjadi bekal untuk kehidupan hari esok. Ketika satu per satu target mulai tercapai, saya malah menginginkan yang lebih dari itu, membuat target yang lebih tinggi dari sebelumnya sehingga lupa akan target lain yang sebenarnya jauh lebih penting.

Dua puluh satu tahun, sebuah angka yang tidak bisa lagi disebut remaja. Dan kali ini saya hanya ingin memutar kembali setiap langkah, satu per satu. Hingga munculah pertanyaan-pertanyaan: Apa yang sudah dilakukan selama dua puluh satu tahun ini? Bagaimana dengan sholatnya? Bagaimana dengan shaumnya? Bagaimana dengan sedekahnya? Bagaimana dengan ikhlasnya? Bagaimana dengan hafalan qurannya? Bagaimana dengan tilawahnya? 

Pertanyaan cukup #jlebbb dan jawabannya pun cukup #jlebbb. Masih belum maksimal, masih banyak kurangnya, masih harus belajar lebih banyak lagi. Ada yang pernah mengatakan, yang sulit itu memulai. Tapi bagi saya yang sulit itu bukanlah memulai, tapi istiqomah. Apalagi dalam melakukan kebaikan, ujiannya dahsyat luar biasa. Jadi, beruntunglah bagi teman-teman yang sudah bisa istiqomah dalam kebaikan. Bagi yang belum, mulai saja. Memulai itu mudah, istiqomahnya yang susah hehe.

Kembali lagi, dua puluh satu tahun yang luar biasa. Dengan berbagai macam ujian yang silih berganti, dengan berbagai episode suka dan duka. Ya, saya memang 'anak kemarin sore' yang belum banyak memakan asam garam kehidupan, tapi bagi saya kehidupan ini bukanlah sebuah perjalanan singkat. Ini adalah sebuah perjalanan yang harus dinikmati setiap prosesnya.

Baik, siapapun yang sempat membaca tulisan ini, terimakasih atas waktu, tenaga, fikiran, dan warna-warni kehidupan yang telah kalian berikan. Apa jadinya saya tanpa orangtua, keluarga, dan teman-teman semua. Ah, usia yang tidak bisa lagi disebut muda. Usia yang rawan dengan pertanyaan 'Kapan nikah?' #eh da aku mah apa atuh. Oke lupakan kalimat terakhir. Semoga tahun ini benar-benar menjadi tahun perubahan, yang tidak hanya sekedar menuliskan resolusi tanpa aksi. Harus mulai meluangkan waktu, bukan menunggu waktu luang untuk melakukan hal-hal baik. Dan nampaknya saya harus list semua sifat-sifat buruk yang harus mulai diperbaiki bahkan dihilangkan samasekali. 
"Rabbi, hujamkan selalu keyakinan bahwa hanya Engkau yang menjamin kehidupan ini, tanamkan selalu rasa syukur agar diri ini tidak termasuk kedalam orang-orang yang kufur. Limpahkan selalu rahmat dan keberkahan-Mu. Karena apa artinya panjang usia kalau tidak berkah. Apa artinya ilmu kalau tidak berkah. Apa artinya harta kalau tidak berkah. Apa artinya sesuap nasi yang masuk kedalam tubuh ini kalau tidak berkah".
Tulisan ini hanya sebuah refleksi dari seorang hamba yang masih banyak minta. 

6 comments:

  1. A touchy self reflection, smoga selalu dekat dgn Alloh dan makin disayang Alloh..aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, makasih Mbakku :) Do'a yang sama buat Mbak Desi..

      Delete
  2. Bener Mbak Tia, memulai itu mudah, istiqomah itu yang sangat sangat sangat susah. Self Reflection-nya bikin aku ikut tersindir. Setiap Bapak nelpon, pasti ngingatin shalat sunnah, puasa, dll, aku hanya jawab 'iya', tapi sampai sekarang belum bisa dijalani dg rutin. Rasanya justru setiap bapak telpon, hutangku pada beliau makin menumpuk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya susah banget buat istiqomah, apalagi soal ibadah. Tapi insyaa Allah kalau kita selalu berdo'a, Allah bantu mampukan ya.

      Delete
  3. Luangkan waktu bukan menunggu waktu luang.. nejleb bgt mb...
    Semoga umurnya berkah ya mb...

    ReplyDelete